"Seperti deburan ombak yang tak henti-hentinya berkejaran, kadang mendekat dan kadang menjauh namun tetap ada memberikan sebuah harapan pada pasir pantai bahwa ia takkan kering, sekiranya dirimu kan tetap selalu ada"
Angin berhembus kencang di bulan ini disertai dengan hujan
yang tak kenal waktu. Yah sepertinya ini memang musim hujan. Sore itu tepatnya
tanggal 26 Desember 2014 kami berangkat ke daerah pantai Tanjung Bayang
Makassar dalam rangka MUSNIT XXIV KSR PMI UNM. Kami berangkat rombongan motor
saat itu. Saat memasuki lokasi kami disambut dengan mati lampu ditambah dengan
angin kencang. Sangat dingin pastinya karena pondokan yang kami tempati tepat
berada di depan garis pantai. Sembari menunggu lampu menyala lagi, beberapa
teman-teman menyibukkan diri dengan bercanda dengan teman yang lain. Namun ada
juga yang sibuk dengan handphone masing-masing. Ha ha…. Selang beberapa jam
kemudian pembukaan dimulai dan bersamaan dengan itu pula rasa kantuk pun
datang. Berusaha mengumpulkan tenaga dan mencoba melawan kantuk hingga
persidangan selesai. Ditengah-tengah persidangan yang alot, tiba-tiba sebuah
chat masuk dari seseorang. “tidak ikut ki?” tanyanya. “ikut ka’, tdk datang
ki?” tanyaku balik. “adaka diluar, kuliat jiki” katanya. Begitulah kira-kira
percakapan singkatnya cz baterai hp mulai menunjukkan tanda-tanda lowbat. Hah
antara kaget dan senang dapat chat tersebut, chat yang hanya dibalas dengan
sebuah jempol beberapa bulan lalu akhirnya dibalas untuk yang kedua kalinya
setelah beberapa hari yang lalu dibalas untuk pertama kalinya. Tapi tetap saja
saya merasa gak enak karena beberapa hari yang lalu saya bikin orangnya
jengkel. Sampai pagi hari saya masih penasaran dengan dengan balasan chat
selanjutnya namun tak menunjukkan tanda-tanda balasan hingga waktu menunjukkan
pukul 6 pagi saat saya akhirnya terbangun karena panggilan alam alias hujan
yang berisik diatas atap seng dan hembusan lembut angin dari bawah kolom rumah. Aku melihat
sekeliling dan teman-teman masih pada tidur. Setelah beres-beres saya akhirnya
kabur menyendiri ke tepi pantai. Wah……. Teriakku didepan ombak yang saling
berkejaran. Sesekali mendekat dan sesekali menjauh. Lama sekali aku sendiri
menikmati dinginnya air laut dan hangatnya mentari pagi sampai akhirnya
beberapa teman dan senior datang. Kaget, fikirku saya bakal diserang segerombolan
penduduk (ngayal). Pagi itu adalah hari sabtu otomatis pasti sabtu malam alias
malam minggu. Yah saya yakin malam itu bakal ramai dan ternyata betul sangat
ramai walaupun hujan mengguyur dan angin kencang terus berhembus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar