Selasa, 30 Desember 2014

Desember Harapan





"Seperti deburan ombak yang tak henti-hentinya berkejaran, kadang mendekat dan kadang menjauh namun tetap ada memberikan sebuah harapan pada pasir pantai bahwa ia takkan kering, sekiranya dirimu kan tetap selalu ada"


Angin berhembus kencang di bulan ini disertai dengan hujan yang tak kenal waktu. Yah sepertinya ini memang musim hujan. Sore itu tepatnya tanggal 26 Desember 2014 kami berangkat ke daerah pantai Tanjung Bayang Makassar dalam rangka MUSNIT XXIV KSR PMI UNM. Kami berangkat rombongan motor saat itu. Saat memasuki lokasi kami disambut dengan mati lampu ditambah dengan angin kencang. Sangat dingin pastinya karena pondokan yang kami tempati tepat berada di depan garis pantai. Sembari menunggu lampu menyala lagi, beberapa teman-teman menyibukkan diri dengan bercanda dengan teman yang lain. Namun ada juga yang sibuk dengan handphone masing-masing. Ha ha…. Selang beberapa jam kemudian pembukaan dimulai dan bersamaan dengan itu pula rasa kantuk pun datang. Berusaha mengumpulkan tenaga dan mencoba melawan kantuk hingga persidangan selesai. Ditengah-tengah persidangan yang alot, tiba-tiba sebuah chat masuk dari seseorang. “tidak ikut ki?” tanyanya. “ikut ka’, tdk datang ki?” tanyaku balik. “adaka diluar, kuliat jiki” katanya. Begitulah kira-kira percakapan singkatnya cz baterai hp mulai menunjukkan tanda-tanda lowbat. Hah antara kaget dan senang dapat chat tersebut, chat yang hanya dibalas dengan sebuah jempol beberapa bulan lalu akhirnya dibalas untuk yang kedua kalinya setelah beberapa hari yang lalu dibalas untuk pertama kalinya. Tapi tetap saja saya merasa gak enak karena beberapa hari yang lalu saya bikin orangnya jengkel. Sampai pagi hari saya masih penasaran dengan dengan balasan chat selanjutnya namun tak menunjukkan tanda-tanda balasan hingga waktu menunjukkan pukul 6 pagi saat saya akhirnya terbangun karena panggilan alam alias hujan yang berisik diatas atap seng dan hembusan lembut angin dari bawah kolom rumah. Aku melihat sekeliling dan teman-teman masih pada tidur. Setelah beres-beres saya akhirnya kabur menyendiri ke tepi pantai. Wah……. Teriakku didepan ombak yang saling berkejaran. Sesekali mendekat dan sesekali menjauh. Lama sekali aku sendiri menikmati dinginnya air laut dan hangatnya mentari pagi sampai akhirnya beberapa teman dan senior datang. Kaget, fikirku saya bakal diserang segerombolan penduduk (ngayal). Pagi itu adalah hari sabtu otomatis pasti sabtu malam alias malam minggu. Yah saya yakin malam itu bakal ramai dan ternyata betul sangat ramai walaupun hujan mengguyur dan angin kencang terus berhembus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar