Waktu
memasuki pukul 03.00 WITA area kota Makassar. Entah mengapa malam ini sungguh
terasa sangat singkat. Yah ini malam minggu yang kata sebagian orang bilang
adalah malam yang sangat panjang tapi gak menurutku. Malam minggu menurut aku
adalah malam tersingkat walaupun sebenarnya waktu itu sama saja lamanya 24 jam.
Kembali aku mengutak atik beranda, ngecek obrolan, mantengin timeline kali aja
ada mention dari dia nyuruh follback, stalking sana-sini, dan pastinya mantengin
pemberitahuan kali aja tiba-tiba dia nge-tag atau inbox (ngenes). Berjam-jam
berlalu namun tak ada satupun tanda dia bakal ngebalas pesan yang aku kirim
beberapa bulan yang lalu, pesan yang hanya dibalas dengan tanda jempol yang
sepertinya itu jempol tangan. Berulang kali aku menscroll pesan yang sudah
kadaluarsa menurutku namun masih ngefek sampai sekarang hanya sekedar untuk
bernostalgia dengan kenangannya. Terkadang pengen tertawa membaca pesan-pesan
pertama dari orang yang satu ini namun juga terkadang tiba-tiba membuatku diam
saat tiba di pesan terakhir yang hanya dibalas dengan jempol. Jempol, yah cuma
jempol yang entah maksudnya apa. kembali aku menscroll keatas sampai pada
bagian pesan yang baground suasanya tentang pemilu. Ah aku terdiam lama disini
tertawa penuh kemenangan. Wahaha… terima kasih buat pemilu presiden kali ini
yang sangat sengit dan menjadi moment terciptanya pesan-pesan itu. Pesan yang
tiba-tiba mengagetkanku di pagi hari. Sepertinya dia tahu aku online saat itu
padahal obrolan sudah kumatikan atau jangan-jangan dia memasang cctv dikamar?
Ah mana mungkin. Tik tok tik tok tik tok bunyi jam dinding yang terdengar
samar-samar dibalik headset dengan sebuah lagu dari last child-setidaknya.
Entah ini kali keberapa lagu ini terputar tanpa terganti, ngiris banget nih
lagu. Kembali aku melirik jam dinding yang ada disudut ruangan ini dan ternyata
fajar sebentar lagi menjemput. Kututup obrolanku dengannya yang masih dengan
balasan jempol dan segera tidur.
Sabtu, 31 Januari 2015
Minggu, 04 Januari 2015
Kisah Sepanjang Musim Hujan
Dan Akhirnya Tak Sejalan
Berpijak di bumi yang sama tak menjamin bahwa kita kan berjalan beriringan. Bernafas dibawah langit yang sama tak juga menjamin kita kan hidup berdampingan. Setelah sekian lama saling berdiam diri sepanjang waktu, akhirnya kita sampai pada sebuah pertigaan jalan. Bukannya kita memilih untuk terus berjalan lurus pada sebuah komitmen namun apa daya takdir membuat kita memilih jalan masing-masing. Seperti memiliki namun kenyataannya tidak. Dan sekarang saatnya kita mengatakan goodbye pada kisah di 2014 dan mengucapkan selamat datang pada kisah di 2015
Langganan:
Postingan (Atom)