Sabtu, 31 Januari 2015

Masih Yang Lama


    Waktu memasuki pukul 03.00 WITA area kota Makassar. Entah mengapa malam ini sungguh terasa sangat singkat. Yah ini malam minggu yang kata sebagian orang bilang adalah malam yang sangat panjang tapi gak menurutku. Malam minggu menurut aku adalah malam tersingkat walaupun sebenarnya waktu itu sama saja lamanya 24 jam. Kembali aku mengutak atik beranda, ngecek obrolan, mantengin timeline kali aja ada mention dari dia nyuruh follback, stalking sana-sini, dan pastinya mantengin pemberitahuan kali aja tiba-tiba dia nge-tag atau inbox (ngenes). Berjam-jam berlalu namun tak ada satupun tanda dia bakal ngebalas pesan yang aku kirim beberapa bulan yang lalu, pesan yang hanya dibalas dengan tanda jempol yang sepertinya itu jempol tangan. Berulang kali aku menscroll pesan yang sudah kadaluarsa menurutku namun masih ngefek sampai sekarang hanya sekedar untuk bernostalgia dengan kenangannya. Terkadang pengen tertawa membaca pesan-pesan pertama dari orang yang satu ini namun juga terkadang tiba-tiba membuatku diam saat tiba di pesan terakhir yang hanya dibalas dengan jempol. Jempol, yah cuma jempol yang entah maksudnya apa. kembali aku menscroll keatas sampai pada bagian pesan yang baground suasanya tentang pemilu. Ah aku terdiam lama disini tertawa penuh kemenangan. Wahaha… terima kasih buat pemilu presiden kali ini yang sangat sengit dan menjadi moment terciptanya pesan-pesan itu. Pesan yang tiba-tiba mengagetkanku di pagi hari. Sepertinya dia tahu aku online saat itu padahal obrolan sudah kumatikan atau jangan-jangan dia memasang cctv dikamar? Ah mana mungkin. Tik tok tik tok tik tok bunyi jam dinding yang terdengar samar-samar dibalik headset dengan sebuah lagu dari last child-setidaknya. Entah ini kali keberapa lagu ini terputar tanpa terganti, ngiris banget nih lagu. Kembali aku melirik jam dinding yang ada disudut ruangan ini dan ternyata fajar sebentar lagi menjemput. Kututup obrolanku dengannya yang masih dengan balasan jempol dan segera tidur.

Minggu, 04 Januari 2015

Kisah Sepanjang Musim Hujan


Dan Akhirnya Tak Sejalan




Berpijak di bumi yang sama tak menjamin bahwa kita kan berjalan beriringan. Bernafas dibawah langit yang sama tak juga menjamin kita kan hidup berdampingan.  Setelah sekian lama saling berdiam diri sepanjang waktu, akhirnya kita sampai pada sebuah pertigaan jalan. Bukannya kita memilih untuk terus berjalan lurus pada sebuah komitmen namun apa daya takdir membuat kita memilih jalan masing-masing. Seperti memiliki namun kenyataannya tidak. Dan sekarang saatnya kita mengatakan goodbye pada kisah di 2014 dan mengucapkan selamat datang pada kisah di 2015